Spiga

GANTI KANTONG PLASTIK ANDA !!

Dalam setahun, sekitar 1 trilyun kantong plastik digunakan oleh penduduk dunia. Ini berarti setiap menitnya ada sekitar 2 juta kantong plastik yang dibuang atau setiap orang menggunakan sekitar 170 kantong plastik tiap tahun. Padahal untuk memproduksi plastik, setiap tahunnya diperlukan 12 juta barel minyak dan 14 juta batang pohon yang mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik terurai dalam tanah. Dengan mengubah kebiasaan menggunakan kantong plastik dan mengantinya dengan kantong degradable, maka anda telah berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim

Si Hitam Yang Menyeramkan

Senin, 06 Juli 2009 | 10:39 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Hitam kerap menjadi simbol sesuatu yang tidak benar, jahat, dan hal negatif lain. Putih sebaliknya. Dalam dunia plastik, walaupun tak 100 persen telak seperti itu, warna menjadi sebuah pertanda.

Yadi Haryadi, ahli pangan dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, menyebutkan, plastik hitam yang ditemukan dalam bentuk tas kantong keresek sehari-hari merupakan jenis plastik yang rendah tingkatannya. “Bahannya saja dari campuran berbagai jenis plastik sehingga warnanya hitam begitu,” ujarnya. Kandungan berbahayanya lebih banyak dibanding jenis plastik lain.

Padahal tas keresek hitam adalah jenis plastik yang mudah ditemukan di mana pun. Tak jarang pula fungsinya bukan sebagai tas, melainkan sebagai wadah makanan. Tengoklah ketika kita membeli jajanan gorengan. Si penjual tanpa bertanya langsung mencemplungkan makanan yang masih panas dan berminyak itu ke dalam wadah hitam kelam tersebut.

Yadi pun menyebutkan, plastik membahayakan kesehatan karena bahan kimia dari plastik berpindah ke makanan. Proses ini disebut migrasi dan dipercepat oleh tiga hal: panas, minyak, serta waktu. “Makin tinggi panasnya, makin cepat migrasinya dan makin banyak (racunnya),” ia mengungkapkan dalam sebuah diskusi beberapa waktu yang lalu. Minyak termasuk bahan yang cepat melarutkan komponen-komponen plastik. Bila hal ini berlangsung terus-menerus, semakin banyak bahan kimia yang bermigrasi. Peluang migrasi juga semakin tinggi bila plastik bersentuhan dengan makanan berlemak, asam, asin, dan berbentuk makanan semipadat, seperti kue basah.

Yadi menjelaskan, bila bahan kimia itu masuk ke makanan, bahan itu dapat masuk ke dalam tubuh ketika kita mengkonsumsinya. Jika hal itu berlangsung terus-menerus, akan menyebabkan gangguan kesehatan. Bahkan sejumlah studi menyebutkan, bahan kimia itu bisa memicu kanker jika dikonsumsi terus-menerus. Memang tak semua jenis plastik memiliki bahaya yang sama.

Plastik beragam jenisnya. Dilihat dari proses daur ulangnya, ada plastik tanpa tanda khusus, yang dikenal dengan tiga anak panah yang berbentuk segitiga dan di bagian tengahnya tertera angka. Tanda ini, menurut Ir Wawas Swathatafrijiah, Kepala Sentra Teknologi Polimer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, sebenarnya tidak menunjukkan segi keamanannya, seperti yang diyakini orang kebanyakan. Ada beberapa kelompok dari kategori ini yang tergolong aman untuk wadah makanan dan minuman, yaitu 1, 2, 4, dan 5. Atau polyethylene terephthalate (PET), yang biasa digunakan untuk botol minuman, high-density polyethylene untuk botol susu dan botol cairan pembersih, low density polyethylene untuk kantong belanja, serta polypropylene, yang bisa ditemukan untuk wadah margarin dan makanan yang aman dalam microwave.

Konsumsi tertinggi di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Ia menyatakan negara-negara Eropa mampu berdamai dengan tingkat konsumsi plastik yang begitu tinggi karena proses daur ulang plastik telah dilakukan secara intensif. Sampah plastik pun bukan masalah.

0 comments: